Kira-kira sehari sebelum membuat tulisan ini, saya menerima sms dari seseorang. Isinya kurang lebih seperti ini:
Ry, xxx (nama dia hehe) terpilih jadi best trainee, senang deh…
Ya, sahabat saya ini terpilih sebagai peserta magang terbaik di sebuah hotel bintang 5 ternama di Jakarta. Suatu prestasi yang cukup membanggakan. Ikut merasa senang, segera saya menelepon dia dan mengucapkan selamat. Setelah menutup telepon, saya jadi teringat pada cerita-cerita yang sering ia sampaikan ketika bercakap-cakap dengannya.
Dari Depan
Saya pun tersenyum.
Kenapa?
Karena saya teringat, bagaimana dulu dia berkeluh kesah tentang kesulitannya bekerja di hotel tersebut. Masalah dengan rekan kerja, disalahpahami, ketidakcocokan, dan yang paling menarik–masalah dengan profesionalitas rekan kerjanya.
Bagaimana suatu tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawab rekannya, harus dikerjakan oleh dia karena ketidaksungguhan dari rekannya. Sebenarnya dia tidak terlalu bermasalah, karena dia adalah seorang pekerja keras (trust me, i know she is :)), tetapi yang terasa menyebalkan adalah ketika rekan yang kurang profesional itu malah terlihat lebih dihargai oleh atasan.
Hmm, memang hal yang cukup menyebalkan, saya kira hampir semua orang pernah mengalami hal seperti ini. Akhirnya saya pun hanya bisa menasehati dia untuk tetap tenang, tidak usah sebal (hanya bikin kita susah, orang yang kita sebal-i tetap hepi-hepi saya, jadi tidak logis kalau kita sebal dengan orang lain hehe), dan tetap setia dan jujur dengan tanggung jawabnya.
Dan sekarang dia memetik buah dari hasil kerja kerasnya dan saya rasa dia sangat bahagia.
Ketika di Belakang
Dulu, masalah ini terasa sulit sekali. Terkadang, ketika kita mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan, entah itu ditipu, dipermainkan, diputus pacar :P, apapun itu, sering sekali kita merasa dunia seakan mau runtuh. Dunia terlalu kejam, terlalu tidak adil.
Saya sering berjumpa dengan orang yang terjebak situasi seperti ini, dan saya pun pernah mengalami situasi seperti ini. Dan saya tahu, terkadang, nasehat yang paling bijak pun terdengar tidak terlalu membantu. Karena itu, terkadang memang nasehat paling baik adalah, tunggu, tenang, sabar, tetap jalani dengan sungguh-sungguh.
Karena memang ada hal-hal yang perlu waktu yang cukup lama untuk bisa kita mengerti. Tentu sulit bagi kita yang hidup dalam zaman yang terus menerus menuntut sesuatu yang serba instant. Snack instant, mie instant, bubur instant, kopi instant, terkenal instant, pacaran instant, nikah instant, cerai instant, dan instant-instant yang lain 🙂
Sahabat saya ini bisa terbilang beruntung, hanya dalam hitungan bulan, dia bisa memetik buah dari kerja kerasnya. Banyak orang diluar sana yang sedang mengalami ketidakadilan, perlu bertahun-tahun, bahkan mungkin sampai mati, ada ketidakadilan yang dia alami.
Tentu saja, dalam proses untuk mengerti, kita tetap dituntut untuk menunjukkan kesungguhan hati kita, kejujuran, kerja keras dan sebagainya. Saya tidak sedang merujuk kepada suatu fatalisme, dimana kita hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, tetapi pada satu perasaan berserah yang aktif. Katakanlah ora et labora. Tentu saja saya bisa seyakin ini, karena saya bukan mempercayai allah deisme yang tidak bertanggung jawab, tetapi karena saya percaya kepada Allah yang memelihara.
Butuh waktu untuk bisa mengerti, mungkin banyak hal yang sulit kita terima, seakan-akan tidak ada lagi harapan di depan. Tapi saya yakin, seiring dengan langkah kita, sedikit demi sedikit, satu langkah kecil–yang bagi Lao Tzu adalah syarat mutlak untuk memulai perjalanan seribu mil–kita bisa tiba di depan, satu posisi yang tidak pernah kita pikir bisa kita capai.
Melihat kebelakang
Sekarang, setelah kita berada di depan dan menengok ke belakang sejenak, barulah kita mengerti, dan bisa tersenyum atas sesuatu yang mungkin dulu membuat kita menangis.
So, whenever u’ve got yourself in a trouble or stuck in a moment, feel that your burden felt to heavy, never give up! keep your steps, though they may falter, keep your honesty, love, fairness, and fear of the Lord, and someday, when you look back, you’ll smile and said..
Thx God.. 🙂