Sedikit Tentang Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa

Siapa meragukan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar, dulu. Negara tetangga kita, Malaysia, berlomba-lomba mengirim warganya untuk belajar dari Indonesia. Kita sempat membuat gempar dua negara adidaya AS dan Uni Soviet ketika mendeklarasikan Gerakan Non Blok. Soekarno berpidato berapi-api di Amerika, berdiri sama gagah dengan Presiden Kennedy, sambil menyempatkan berkunjung ke Hollywood, berfoto bersama Marilyn Monroe. Tahun 70-an, kita disebut-sebut sebagai calon macan Asia nomor dua di belakang Jepang.

Tapi hidup tidak melulu melihat ke belakang, juga tidak bernostalgia sepanjang waktu. Ia harus berjalan maju. Dan jika kita melihat keadaan sekarang, kita merasa miris. Dimana sisa-sisa “macan Asia” yang bisa dibanggakan kecuali pertumbuhan ekonominya, yang tidak jelas dinikmati siapa karena tiap hari masih banyak rakyat yang mati kelaparan.

Mungkin ada yang perlu diperbaiki dari cara kita melihat masa lalu. Perjalanan sejarah bangsa Indonesia, dengan segala kejayaan dan kelemahannya, harus diamati sebagai modal untuk masa kini, bukan sekedar untuk beromantisme ria. Salah satunya dengan cara menggali kembali pemikiran-pemikiran pendiri bangsa kita macam Soekarno, Syahrir, Hatta, atau Tan Malaka, yang memang diakui sebagai tokoh-tokoh berkaliber melampaui zamannya. Yang hasilnya wajib kita relevansikan dengan situasi krisis sekarang ini.

Saya kira itu hal terpenting untuk dipelajari dalam Sekolah Pemikiran Pendiri Bangsa dari Megawati Institute, dimana saya beruntung terpilih menjadi 1 dari 12 peserta mahasiswa, bersama 12 orang lainnya dari kalangan profesional. Selama 1/2 tahun, saya akan belajar tentang pemikiran tokoh-tokoh seperti Soekarno, Hatta, Kartini, Ki Hajar Dewantara, Natsir, dan Tan Malaka. Dan yang membawakan tidak main-main. Diantaranya ada Yudi Latif, Ignas Kleden, Anhar Gonggong, Asvi Warman Adam, Hilmar Farid, dan Rocky Gerung.

Ini adalah sebuah kesempatan, sekaligus tantangan. Saya selalu percaya, apapun bentuknya, mempelajari sesuatu, tidaklah pernah sia-sia. Dan kesempatan belajar tentang raksasa-raksasa pemikiran Indonesia dari pengajar-pengajar terbaik yang ada, pastilah bukan sesuatu yang sia-sia.

Wish me luck,

Published by harryfebrian

a mediocre. love to read and write.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: