Roy Sembel, Sekali Lagi.

Tak Terpisahkan Dengan Dunia Edukasi

Meski sekarang aktif di dunia bisnis dan investasi, cap sebagai pendidik rasanya memang tidak bisa dilepaskan dari sosok Roy Sembel. Di tengah kesibukannya sebagai Direktur Jakarta Futures Exchange (JFX), ia masih tetap rajin memberikan kuliah dan seminar baik dalam maupun luar negeri.

“Sejak masih di mahasiswa saya sudah memberi les kepada orang lain,” ujarnya. Di tahun 1994, ketika sedang studi di Amerika Serikat (AS), Roy bersama dengan Yohanes Surya dan beberapa rekan lain, membangun Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI) dan Tim Olimpiade Komputer Indonesia (TOKI). “Kami sisiakan uang beasiswa untuk dana awalnya,” ujar Roy. Niat itu muncul karena melihat sering ada perlombaan internasional, namun nama Indonesia belum pernah menjadi peserta.

Tahun 2001 sampai 2006, ia dipercaya untuk menjadi Direktur Program Magister Manajemen Finance Program, Universitas Bina Nusantara. Ia juga menjadi Academic Expert Advisor untuk Universitas Ciputra Surabaya. Tahun 2007-2008, giliran Universitas Multimedia Nusantara mempercayakan jabatan Dekan Fakultas Ekonomi kepada pria berusia 47 tahun ini. Kemudian di tahun 2008-2010, ia menjadi Dekan dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Business School dan juga Director of Graduate Programs UPH.

Meski semua jabatan sebagai pendidik formal harus ia lepaskan ketika menjadi Direktur JFX, Roy masih terus aktif menjadi visiting lecturer di berbagai universitas seperi Universitas Indonesia, Universitas Padjajaran, UPH, Universitas Udayana, dan Universitas Sam Ratulangi.

Tidak hanya itu, sampai sekarang pun profesor Ekonomi ini masih rajin menjadi guru sekolah minggu di gereja. “Biasanya saya mengajar anak-anak berumur 10-13 tahun,” ujarnya. Agar mudah dimengerti, ia tidak sungkan mengajar dengan teknik bercerita dan menggunakan bantuan gambar dan ilustrasi. “Semua orang, baik tua ataupun anak-anak, senang dengan cerita,” kata Roy sambil tersenyum.

Mendidik, dalam artian luas, memang menjadi sebagian jiwa Roy. “Itu juga adalah cara membagikan sesuatu kepada orang banyak tanpa kehilangan apapun,” ujarnya. Jika yang diberikan adalah uang, mungkin bisa berkurang, namun ilmu dan informasi tidak akan pernah hilang dan orang lain bisa mendapat manfaatnya. “Kita masih perlu banyak orang untuk melakukan edukasi dalam artian luas di berbagai bidang,” tukas Roy.

Published by harryfebrian

a mediocre. love to read and write.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: