Saya sedang baca buku berjudul Restless Genius. Barney Kilgore, The Wall Street Journal, And The Invention of Modern Journalism karangan Richard J. Tofel. Ia sebuah biografi dari Barney Kilgore, pria jenius yang membesarkan The Wall Street Journal (WSJ) sampai menjadi satu koran paling prestisius di Amerika Serikat dan dunia. Ia juga, argumentasi buku ini, adalah salah seorang yang menemukan cikal bakal jurnalisme modern yang dikenal sekarang ini.
Buku ini menarik. Awalnya, saya senang karena ini adalah buku impor yang didiskon murah oleh Periplus. Harga aslinya tertulis 285 ribu rupiah, tapi menjadi 49 ribu rupiah. Lebih pas untuk kantong mahasiswa seperti saya. Ia bersampul hardcover dengan tebal halaman sekitar 270 lembar, terbitannya juga masih tergolong baru, tahun 2009.
Saya beli sudah cukup lama, mungkin lebih 6 bulan lalu. Seperti biasa, baca sekilas lalu letakkan dalam lemari. Waktu itu rasanya belum terlalu perlu membaca topik semacam ini, beli dulu sebagai investasi. Saya selalu percaya, semua buku yang dibeli, akan berguna di kemudian hari. Kalau ada buku bagus dan murah, beli dulu, baca bisa kapan saja.
Dan betul saja. Sebentar lagi saya akan menjadi jurnalis di salah satu koran ekonomi nasional, Kontan, yang berada di bawah naungan grup Kompas Gramedia. Ini membuat Restless Genius kian relevan. Sekarang saya sudah berada di Bab 11 buku ini, di halaman 177. Ada banyak hal yang menarik dari buku ini–dan buku bacaan saya lainnya- yang akan coba saya bagikan. Semoga bisa ada waktu dan mood untuk menuliskannya di blog ini.
Oh yah, omong-omong, sama seperti saya, Barney Kilgore tidak punya latar belakang ekonomi waktu ia bekerja untuk WSJ. Tentu itu sebuah hiburan besar. Siapa tahu saya bisa mengikuti jejak dia.
Tak salahkan berangan-angan?
Harry Febrian 